BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini kita sering mendengar terjadi krisis dibidang pendidikan.
Mengapa hal ini dapat terjadi? Metode pembelajaran yang berlangsung saat ini
dengan penyajian lebih menitik beratkan pada rangsangan dengar (auditory)
berupa latihan (drill), pengulangan, orientasinya detail, kurang melibatkan
proses pemecahan suatu masalah, sangat sesuai dengan pola belajar pada otak
kiri, dimana individu tersebut kurang hiperaktif dan tidak mendapatkan terlalu
banyak rangsangan. Masalah mulai timbul karena pada generasi anak saat ini yang
mana dengan berkembangnya budaya, sejak kecil anak telah diberi banyak rangsang
penglihatan (visual), misalnya rangsangan dari TV dll. sehingga pola
pembelajaran anak bergeser ke arah otak kanan dengan pola berpikir secara
visual dan lemah dalam menerima rangsang dengar (auditory) tetapi mempunyai
kemampuan untuk pemecahan masalah. Hal tersebut mengakibatkan jurang antara
anak didik dan guru menjadi lebar, karena pola pembelajaran disekolah tidak
sesuai dengan pola pembelajaran yang dibutuhkan, sekolah menjadi tidak sejalan
dengan pikiran anak. Sementara itu, para pendidik yang umumnya adalah populasi
dengan pola otak kiri, seperti juga pada dominasi otak kiri lainnya, mempunyai
kelemahan berupa kesulitan untuk dapat memahami bahwa orang lain mempunyai cara
pandang yang berbeda dalam memproses keadaan.
B.
Rumusan Masalah
-
Apa yang dimaksud dengan otak dan pembelajaran ?
-
Bagaimana hubungan antara otak dan pembelajaran ?
C.
Manfaat dan Tujuan
Adapun
manfaat dan tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
-
Untuk mengetahui hubungan antara otak dan
pembelajaran
-
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem
Belajar Mengajar prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses
Belajar
Rangsangan yang masuk melalui indera, akan dipersepsikan (diartikan),
kemudian secara selektif informasi tersebut disimpan. Proses penyimpanannya
melibatkan kedua belahan otak. Belajar
adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori
ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output
yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan
respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan
oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak
penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur,
yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang
diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon)
harus dapat diamati dan diukur.
Penjelasan Definisi :
·
Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam
berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor.
Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja.
·
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan
kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat
situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan
sebagainya.
·
Perubahannya tidak harus langsung mengikuti
pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk
perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.
·
Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman
atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku
yang bersifat naluriah.
·
Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai
adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima – hadiah atau hukuman – sebagai
konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.
·
perasaan bangga dalam diri karna dapat mengerti dan
paham akan apa yang di pelaja
Hasil Pendidikan
Hasil Pendidikan
Penilaian
Human Development Indek ( HDI ) menempatkan Indonesia di peringkat 112 dari 126
negara, dan satu peringkat di bawah Vietnam. Hasil studi The Third
International Mathemathics and science Study-Repeat tahun 1999, melaporkan dari
38 negara di Asia, Australia dan Afrika, siswa SLTP Indonesia menduduki
peringkat 32 untuk IPA dan34 untuk matematika ( Tim Broad Based
Educatio.Depdiknas,2002 ).
B.
Pandangan
Quantum dalam Belajar
1.
Selama ini kita belajar dalam suasana yang
menegangkan, sehingga hasilnya sangat minimal Belajar harusnya dengan suasana
relaks dan menyenangkan
2.
Rasa ingin tahu adalah modal yang diberikan Tuhan
kepada manusia sebagai modal untuk belajar
3.
Umpan balik negatif menyebabkan belajar sebagai pengalaman
tidak menyenangkan.
4.
Jangan berpikir Anda akan gagal jika ingin berhasil.
Bukti kekuatan pikiran Anda sehingga Anda mencapai prestasi mengagumkan
di awal kehidupan Anda :
Tahun ke 1. Belajar berjalan
Tahun ke 2. Mulai berkomunikasi dengan bahasa ibu
Tahun ke 5. mengenal 90% dari semua kata yang digunakan orang dewasa
Tahun ke 6. Belajar membaca
C.
Pengertian
Kecerdasan
Intelligence Adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan
bertindak secara Terarah,Serta Mengolah Dan Menguasai Lingkungan Secara Efektif
(Marthen Pali,1993).
Konsep Intelegensi Awalnya Dirintis Oleh Alfred Bined 1964, Mempercayai Bahwa Kecerdasan Itu Bersifat Tunggal Dan Dapat Diukur Dalam Satu Angka.
Konsep Intelegensi Awalnya Dirintis Oleh Alfred Bined 1964, Mempercayai Bahwa Kecerdasan Itu Bersifat Tunggal Dan Dapat Diukur Dalam Satu Angka.
Selanjutnya gardner ( 2002) memaparkan pengertian kecerdasan mencakup
tiga faktor :
1.
kemampuan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam
kehidupan manusia.
2.
kemampuan menghasilkan persoalan-persoalan baru
untuk diselesaikan.
3.
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan
memunculkan penghargaan dalam budaya seorang individu.
Dulu orang
mengira bahwa kecerdasan seseorang bersifat tunggal,yakni dalam suatu iq (
intellegence qountient) seperti yang kita kenal. Dampak negatif dari persepsi
ini adalah siswa yang rendah kecerdasan “akademik tradisionalnya“, yakni
matematik dan verbal (kata-kata) seakan tidak dihargai di sekolah dan
masyarakat luas. Kini tradisi yang sudah berlangsung hampir seabad
tersebut,telah ditemukan Ternyata kecerdasan manusia banyak rumpunnya.
Kecerdasan itu Multi dimensional, banyak cabangnya. Jadi tidak ada siswa yang
bodoh, setiap siswa punya rumpun kecerdasan!
Delapan Rumpun Kecerdasan “Multiple Intellengences” ( GARDNER,1994 ) :
1.
Kecerdasan Linguistik
Kemampuan
menggunakan kata secara efektif,baik secara lisan misalnya, (pendongeng,
orator) maupun secara tertulis misalnya (pengarang , editor, wartawan).
kecerdasan linguistik mencakup kemampuan menggunakan kata,
bahasa,bunyi,makna,retorika,dll.
2.
Kecerdasan Matematis-Logis
Kemampuan
menggunakan angka dengan baik misalnya, (ilmuan, program komputer, ahli logika)
kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis,hubungan sebab
akibat,proses kategorisasi, klasifikasi, generalisasi, penghitungan, pengujian
hipotesis dan pengambilan simpulan.
3.
Kecerdasan Spasial
Kemampuan
mempersepsi spasial-visual (keruangan) secara akurat misalnya, (pilot,
pengemudi, pemburu, pramuka) dan mentranformasikan (dekorator
interior-eksterior, arsitek,pelukis penemu) komponen intinya adalah kepekaan
pada warna,garis bentuk, ruang dan hubungan antarunsur tersebut.
4.
Kecerdasan Kinestetik-Jasmaniah
keahlian
menggunakan seluruh tubuh untuk mengekpresikan pikiran dan perasaan misalnya
(aktor, pemain pantomim-operet,penari,atlet) dan keterampilan menggunakan
tangan untuk menciptakan atau mengubah misalnya (pengrajin,teknisi mesin
mekanik, dokter bedah,pengukir) kecerdasan ini mencakup kemampuan fisik yang
spesifik antara lain keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, koordinasi
dan lain-lain.
5.
Kecerdasan Musikal
Kemampuan
mengerjakan bentuk-bentuk musikal dengan cara mempersepsi (pengguna musik),
membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer) dan mengekspresikan(penyanyi)
komponen dasar kecerdasan musikal adalah kepekaan pada irama, pola titi nada
/melodi ,warna suara suatu lagu.
6.
Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan
Mempersepsi Dan Membedakan Susana Hati, Keinginan Motivasi Dan Perasaan Orang
Lain.Komponen Utamanya Adalah Kepekaan Pada Ekspresi Wajah,Suara,Gerak,Isyarat
,Merespon Dan Persuasi (Mempengaruhi)
7. Kecerdasan
Intrapersonal
Kemampuan
memahami diri sendiri dan bertindak atas pemahaman diri tersebut. Termasuk juga
memahami secara tepat kekuatan dan keterbatasannya, menyadari susana
hati,keinginan,motivasi, temperamen/watak,disiplin diri dan harga diri.
8. Kecerdasan
Naturalis
Keahlian
mengenal dan mengatagorikan spesies plora dan fauna dan alam sekitar. kemampuan
dasarnya adalah kepekaan terhadap fenomena( gejala) alam dan menyekapi makhluk
hidup.
Penemuan
multikecerdasan, telah membetuk paradigma baru dalam belajar, bahwa sebenarnya
tidak ada siswa yang bodoh. Siswa adalah manusia-manusia yang berpotensi
bermacam-macam dengan delapan jenis kecerdasan dan berpeluang besar untuk
sukses di bidangnya masing-masing. Jadi setiap siswa sebenarnya memiliki satu
atau lebih jenis kecerdasan.
Kecerdasan
Eq (Emotional Quotient)
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk: mengenali perasaan sendiri
dan perasaan orang lain. Daniel goldman mengembangkan kecerdasan eq
menjadi lima kategori yaitu:
dan perasaan orang lain. Daniel goldman mengembangkan kecerdasan eq
menjadi lima kategori yaitu:
1. Kesadaran
diri : kesabaran emosi dalam menilai pribadi dan percaya diri.
2. Pengaturan
diri : pengendalian diri, sikap dapat dipercaya, waspada, adaptif
dan inovatif.
dan inovatif.
3. Motivasi :
dorongan berprestasi, komitmen,inisiatif dan optimisme.
4. Empati :
memahami orang lain, pelayanan, membantu pengembangan orang lain,
menyikapi perbedaan dan kesadaran politis.
menyikapi perbedaan dan kesadaran politis.
5. Keterampilan
sosial :pengaruh/persuasi keterampilan berkomunikasi,
kepemimpinan, katalisator dan perubahannya, manajemen komflik, keakraban
dan kerja sama dalam kerja tim.
kepemimpinan, katalisator dan perubahannya, manajemen komflik, keakraban
dan kerja sama dalam kerja tim.
Kecerdasan
Sq ( Spiritual Quotient)
Spritual adalah inti dan pusat diri sendiri. Kecerdasan spritual adalah
sumber yang
mengilhami, menyemangati dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tampa batas waktu (kebenaran absolut). Kecerdasan spritual digunakan untuk “berhubungan” dengan tuhan sang pencipta. Fungsi otak kanan semuanya berkaitan dengan perasaan atau emosi (eq) makin peka rasa seseorang berarti semakin cerdas budinya,maka dorongan berperilaku kekerasan akan makin terkendali.fungsi otak kanan sangat penting untuk memahami keberadaan allah swt.dalam surat al-sajadah ayat 9 allah berfirman yang artinya “ kenapa manusia sedikit sekali yang bersyukur mengenal Allah” Neurolog v.s. Ramachandran bersama timnya di universitas california dalam penelitiannyamenemukan adanya titik tuhan (god spot) di dalam otak manusia. Pusat spritual tersbut bersinar ( bergetar ) ketika seseorang terlibat dalam pembicaraan tentang topik-topik spritual dan agama.
mengilhami, menyemangati dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tampa batas waktu (kebenaran absolut). Kecerdasan spritual digunakan untuk “berhubungan” dengan tuhan sang pencipta. Fungsi otak kanan semuanya berkaitan dengan perasaan atau emosi (eq) makin peka rasa seseorang berarti semakin cerdas budinya,maka dorongan berperilaku kekerasan akan makin terkendali.fungsi otak kanan sangat penting untuk memahami keberadaan allah swt.dalam surat al-sajadah ayat 9 allah berfirman yang artinya “ kenapa manusia sedikit sekali yang bersyukur mengenal Allah” Neurolog v.s. Ramachandran bersama timnya di universitas california dalam penelitiannyamenemukan adanya titik tuhan (god spot) di dalam otak manusia. Pusat spritual tersbut bersinar ( bergetar ) ketika seseorang terlibat dalam pembicaraan tentang topik-topik spritual dan agama.
Ciri-Ciri
Sq Tinggi. Menurut Dimitri Mahayana (2001), ciri-ciri orang yang ber- sq tinggi
adalah:
1. Memiliki
prinsip dan visi yang kuat
2. Mampu
melihat kesatuan dalam keaneka ragaman.
3. Mampu memaknai
setiap sisi kehidupan.
4. Mampu
mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan.
Adversity
QUOTIENT
ADVERSITY QUOTIENT: Kecerdasan Mengidentifikasikan Masalah, Menanggulangi
Masalah, Serta Mengambil Keputusan Secara Baik Dan Benar (PASTI JALAN). Adversity
Quotient memiliki 4 dimensi yang masing – masing merupakan bagian dari sikap
seseorang menghadapai masalah. Dimensi – dimensi tersebut antara lain adalah:
1. Perangkat Belajar Pada Manusia
Tubuh (fisik dan nonfisik) adalah suatu kesatuan yang integral dari
milyaran sel, jaringan, organ dan system. Perangkat yang berperanan langsung
adalah panca indera terutama indera audio-visual Sentral koordinasi panca
indera dan semua perangkat tubuh adalah otak. Karakteristik Otak:
Berat
sekitar 1,5 kg è kurang dari 2,5% berat tubuh. Mengkonsumsi 25% total energi tubuh
Terdiri dari lebih dari:
Terdiri dari lebih dari:
-
100 milyar sel syaraf (neuron)
-
1 trilyun sel glia
-
1000 trilyun sambungan (sinapsis)
-
280 kuintilium memori
Roger Sperry
menemukan dua belahan otak manusia yang cara bekerjanya sangat berbeda. Otak
kiri “otak logis” (suka mengoreksi) dan otak kanan “otak imajinatif” (suka
mengacak). Sumber: Taufiq Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ. Otak kanan dan kiri
dihubungkan oleh Corpus Callosum dua komponen yang berbeda Diocles –
“Pengertian” dan “Sensing” Kiri: menerima informasi, Kanan: memahami informasi,
2.
Korteks
(Kulit Otak)
Memegang peranan yang sangat penting dalam proses berpikir dan
kepribadian Mempunyai permukaan yang luas (karena adanya konvulsi) Luas dan
kompleksitas otak menunjukkan kecerdasan seseorang Terbagi atas beberapa area
kerja:
ü Sistem
Limbik
Adalah
otak tengah yang memainkan peranan besar dalam hubungan manusia dan dalam
emosi. Ini adalah otak sosial dan emosional. Di otak ini juga terkandung sarana
yang penting untuk ingatan jangka panjang.
ü Otak
Reptil
adalah
bagian otak paling sederhana. Tugas utamanya adalah mempertahankan diri, otak
ini menguasai fungsi-fungsi otomatis seperti degupan jantung dan sistem
peredaran darah.
Menurut
Gardner, kecerdasan merupakan kumpulan kepingan kemampuan yang ada di beragam
otak. Semua kepingan ini saling berhubungan, tetapi juga bekerja
sendiri-sendiri.
Temuan Gardner ini didasarkan pada penelitian para pakar otak (neurolog) bahwa otak manusia itu terdiri atas area-area atau kepingan-kepingan. Dan yang terpenting, mereka tidak statis atau ditentukan saat lahir. Seperti otot, kecerdasan dapat berkembang sepanjang hidup asal terus dibina dan ditingkatkan.
Temuan Gardner ini didasarkan pada penelitian para pakar otak (neurolog) bahwa otak manusia itu terdiri atas area-area atau kepingan-kepingan. Dan yang terpenting, mereka tidak statis atau ditentukan saat lahir. Seperti otot, kecerdasan dapat berkembang sepanjang hidup asal terus dibina dan ditingkatkan.
3. Cara Otak Belajar
Neuron (sel saraf otak) berkembang perlahan dengan cara meraih neuron
lain yang memiliki ranting dendrit yang sama. Ketika kita menyerap informasi
baru (belajar), dendrit kita membuat cabang-cabang baru. Setiap cabang ini akan
mengembangkan lagi ranting-ranting lainnya Otak Anda memiliki 100 miliar neuron
atau sel saraf aktif. Masing-masing neuron memiliki hingga 20.000 koneksi.
(Sumber: David A. Sousa, How the Brain Learns).
a) Proses pembelajaran
Pada otak
manusia, informasi yang dilewatkan dari satu neuron ke neuron yang lainnya
berbentuk rangsangan listrik melalui dendrit. jika rangsangan tersebut diterima
oleh suatu neuron, maka neuron tersebut akan membangkitkan output ke semua
neuron yang berhubungan dengannya sampai dengan informasi tersebut sampai
ketujuannya yaitu terjadi reaksi, jika rangsangan yang diterima terlalu halus,
maka output yang dibangkitkan oleh neoron tersebut tidak akan direspon. tentu
saja sangatlah sulit untuk memahami bagaimana otak manusia bisa belajar selama
proses pembelajaran, terjadi perubahan yang cukup berarti pada bobot-bobot yang
menghubungan antara neuron, apabila ada rangsangan yang sama dengan rangsangan
yang telah diterima oleh neuron, maka neuron akan memberikan reaksi dengan
cepat namun apabila kelak ada rangsangan yang berbeda dengan apa yang telah
diterima oleh neuron, maka neuron akan segera beradaptasi untuk memberikan
reaksi yang sesuai.
b) Proses belajar
Proses
belajar harus mampu mengoptimalkan kerja dan fungsi Otak.
Ir. Sutanto Windura (Director The Brainic Institute) mengatakan otak berjalan secara linier, setiap informasi masuk akan segera dipancarkan dengan sendirinya oleh otak menjadi asosiasi yang berbeda-beda. Untuk itulah cara kerja natural otak perlu dipelajari agar mendapatkan fungsi otak yang optimal.
Ir. Sutanto Windura (Director The Brainic Institute) mengatakan otak berjalan secara linier, setiap informasi masuk akan segera dipancarkan dengan sendirinya oleh otak menjadi asosiasi yang berbeda-beda. Untuk itulah cara kerja natural otak perlu dipelajari agar mendapatkan fungsi otak yang optimal.
Hukum-Hukum
Otak :
v Otak
menyimpan informasi dalam sel-sel syarafnya.
v Otak
memiliki komponen untuk menciptakan kebiasaan-kebiasaan dalam berpikir dan
berperilaku.
v Otak
menyimpan informasi dalam bentuk kata, gambar, dan warna.
v Otak tidak
membedakan fakta dan ingatan.
v Imajinasi
dapat memperkuat otak dan mencapai apa saja yang dikehendaki.
v Konsep dan
informasi dalam otak disusun dalam bentuk pola-pola. Otak dapat menerima
sekaligus menolak pola-pola itu. Otak terikat dan sekaligus tidak terikat
dengan pola.
v Alat-alat
indra dan reseptor saraf menghubungkan otak dengan dunia luar. Latihan indra
dan latihan fisik dapat memperkuat otak.
v Otak tidak
pernah istrahat. Ketika “otak rasional” kelelahan dan tidak dapat menuntaskan
sebuah pekerjaan, maka “otak intuitif” akan melanjutkannya.
v Otak dan
hati berusaha saling dekat. Otak yang diasah terus menerus dapat membawa
pemiliknya ke jalan kebajikan dan kebijaksanaan, serta ketenangan jiwa.
v Kekuatan
otak turut ditentukan oleh makanan fisik yang diterima otak..
Seorang peneliti bidang psikologi, Herman Witkin, melalui studi risetnya
mengemukakan 2 macam karakteristik Gaya Belajar yang dimiliki seseorang, yaitu:
1.
Gaya Belajar GLOBAL
(cenderung
memandang sesuatu secara menyeluruh atau melihat gambar yang besar, dan tidak
bagian demi bagian).
2.
Gaya Belajar ANALITIK
(cenderung
melihat suatu masalah secara bertahap, dan memfokuskan diri pada bagian-bagian
yang membentuk gambar, secara urut dan terperinci).
Keunggulan
daya saing manusia atas mahluk hidup lainnya:
§ Otak belajar
(The learning Brain)
§ Pengendalian
Emosi
§ Kemampuan
Memilih faktor penggerak (Kecerdasan Spiritual)
§ Kecerdasan
Ruhani
Keunggulan
ini adalah anugrah sekaligus adalah amanah yang harus dipertanggung-jawabkan
pada sang pencipta.
4. The Learning Brain
Pada otak manusia, berlaku ketentuan “You use it or You Loose it” semakin
banyak digunakan otak kita menjadi semakin padat. Jumlah sel-sel Otak manusia
dan berbagai otak binatang:
1.
Otak Manusia 100 miliar sel
2.
Otak kera 10 miliar sel. (1:10)
5.
Otak Tikus 5 juta sel (1: 20’000)
6.
Otak lalat 100 ribu sel (1: 1’000’000)
Kelebihan
lainnya dari otak manusia adalah memiliki kemampuan sebagai otak belajar
sedangkan binatang diciptakan tidak memiliki sarana ini. Jumlah sel otak bukan
menunjukan intelektualitas orang tersebut. Manusia hanya memerlukan otaknya
kurang dari 1% untuk dapat hidup normal. Dengan demikian potensi besar masih
tersimpan pada diri setiap manusia
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada umunya otak manusia senang
dengan gambar atau visual, sementara peserta didik lebih seringkali dijejali
tulisan dan kata-kata atau kerja otak kiri. Perubahan metode belajar oleh guru
dan orangtua disertai pemahaman bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki
kecerdasan yang berbeda akan menghasilkan revolusi belajar kearah yang lebih
baik. Inti dari pendidikan adalah belajar dan belajar dapat diartikan sebagai
pemberian rangsangan, agar kedua otak kiri dan kanan bekerja secara seimbang,
serta menggunakan otak sesuai cara alaminya. Manusia unggul adalah manusia
dengan fungsi optimal kerja otaknya, manusia tersebut yang akan merubah dan
menjadi panutan peradaban manusia selanjutnya. Setiap anak adalah individu yang
unik, masing-masing akan melihat dunia dengan “cara” nya sendiri. Meskipun
melihat satu kejadian pada waktu yang bersamaan, tidak menjamin 2 orang anak
akan melaporkan hal yang sama.
Daftar Pustaka
-
Belajar, Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas, diunduh tanggal 22 desember 2009)
-
Bahaudin ,Taufik.2003. Brainware Management
-
Depdiknas .2002.Tim Broad Based Educatio
-
Jounshon ,Elaine B. 2004. Contextual Teaching and
learning,
-
Meier, Dave,.2002. the acceletated learning handbook.
Bandung: Kaifa.
-
Pasiak, Taufik. 2001. Brain based teaching.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar