Nama : Hardi
Nim : F01110023
“Legenda perigi piai” (sambas)
Pada zaman dahulu yang disebut perigi piai ialah
diantara Desa Rambayan dengan Desa Tekarang. Lokasinya di pinggir sungai Sambas
dan berseberangan dengan Tebas Kuala. Diditu terdapat parit kecil yang disebut
Perigi Piai. Manurut kata orang, hutannya sangat lebat dan pepohonan kayu yang
besar-besar dan daratannya terdapat jenis rumput yang dinamakan “Piai”. Itulah
sebabnya orang katakana Perigi Piai. Menurut cerita orang dahulu Perigi Piai
satu-satunya banyak menyimpan misteri yang sangat angker dan di hutannya banyak
bianatang-binatang yang merayap, seperti ular, biawak, buaya, dan sebagainya,
maklumlah pada waktu itu belum ada
perubahan dan kemajuan untuk dijadikan penyeberangan.
Pertama-tama ada seorang nelayan yang mau tinggal di
tanjung itu, pencahariannya adalah mencari kepiting dan udang galah yang dijual
ke Pasar Tebas. Merasa kurang ramai,
diajaknyalah 3 orang saudaranya untuk bertinggal diam di situ sebagai
pencaharian tetap sehari-hari. Ujar mereka bertiga , “sementara Udang dan
Kepiting tidak ada, lebih baik kita menebang pohon-pohon dan membakar kayu-kayu
yang besar untuk dijadikan ladang padi.”
Hari-hari berlalu bulan berganti bulan sambil berusaha
mencari nafkah sehari=hari mulailah mereka
bekerja dengan gigih dan
sampai-sampai pepohonan kayu yang besar-besar habis ditebang dan dibakar
sehingga menjadi lapang dan luas nasib perigi piai yang legenda itu kini sudah
jauh berubah berkat adanya kemajuan baru dan pembangunan masa kini.
Kini terang benderang sudah menjadi kenyataaan dengan
diadakannya jalan menuju jalan raya Jawai Sekura dan di pinggir sungai sambas
yaitu antara perigi piai dan tebas diadakan penyeberangan Fery menghubungkan
kecamatan Tebas dan Tekarang (menghubungkan antara wilayah sambas pesisir
dengan sambas Utara ) dan banyak lagi perahu=perahu ojek yang ikut
menyeberangkan penumpang selalu sibuk masing-masing dengan penumpangnya. Dan
disitu dibangun seteher-seteher di dekat pinggir Sungai Sambas itu. Di dekat pinggir jalan
banyak terdapat took=tokon kopi untuk istirahat sementara sebelum berangkat menuju tempat yang dituju.
Tanjung Perigi Piai yang indah dan damai Engkaulah
yang menjadi tumpuan penyeberangan abadi sejahtera. Masyarakat mendoakanmu
semoga kekal sampai ke anak cucu dan terus maju.
Sekianlah legenda Perigi Piai. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . .
Kalau Anda memakan bubur pedas
Jangan lupa sambal cabainya
Kalau Anda berkunjung ke Sambas
Jangan lupa menyeberang ke Perigi Piainya
Sumber :
Sa’ad Muhksin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar