Minggu, 24 Juni 2012

“Legenda perigi piai” (sambas)


Nama         : Hardi
Nim   : F01110023
“Legenda perigi piai” (sambas)
Pada zaman dahulu yang disebut perigi piai ialah diantara Desa Rambayan dengan Desa Tekarang. Lokasinya di pinggir sungai Sambas dan berseberangan dengan Tebas Kuala. Diditu terdapat parit kecil yang disebut Perigi Piai. Manurut kata orang, hutannya sangat lebat dan pepohonan kayu yang besar-besar dan daratannya terdapat jenis rumput yang dinamakan “Piai”. Itulah sebabnya orang katakana Perigi Piai. Menurut cerita orang dahulu Perigi Piai satu-satunya banyak menyimpan misteri yang sangat angker dan di hutannya banyak bianatang-binatang yang merayap, seperti ular, biawak, buaya, dan sebagainya, maklumlah  pada waktu itu belum ada perubahan dan kemajuan untuk dijadikan penyeberangan.
Pertama-tama ada seorang nelayan yang mau tinggal di tanjung itu, pencahariannya adalah mencari kepiting dan udang galah yang dijual ke Pasar Tebas.  Merasa kurang ramai, diajaknyalah 3 orang saudaranya untuk bertinggal diam di situ sebagai pencaharian tetap sehari-hari. Ujar mereka bertiga , “sementara Udang dan Kepiting tidak ada, lebih baik kita menebang pohon-pohon dan membakar kayu-kayu yang besar untuk dijadikan ladang padi.”
Hari-hari berlalu bulan berganti bulan sambil berusaha mencari nafkah sehari=hari mulailah mereka  bekerja  dengan gigih dan sampai-sampai pepohonan kayu yang besar-besar habis ditebang dan dibakar sehingga menjadi lapang dan luas nasib perigi piai yang legenda itu kini sudah jauh berubah berkat adanya kemajuan baru dan pembangunan masa kini.
Kini terang benderang sudah menjadi kenyataaan dengan diadakannya jalan menuju jalan raya Jawai Sekura dan di pinggir sungai sambas yaitu antara perigi piai dan tebas diadakan penyeberangan Fery menghubungkan kecamatan Tebas dan Tekarang (menghubungkan antara wilayah sambas pesisir dengan sambas Utara ) dan banyak lagi perahu=perahu ojek yang ikut menyeberangkan penumpang selalu sibuk masing-masing dengan penumpangnya. Dan disitu dibangun seteher-seteher di dekat pinggir  Sungai Sambas itu. Di dekat pinggir jalan banyak terdapat took=tokon kopi untuk istirahat sementara sebelum  berangkat menuju tempat yang dituju.
Tanjung Perigi Piai yang indah dan damai Engkaulah yang menjadi tumpuan penyeberangan abadi sejahtera. Masyarakat mendoakanmu semoga kekal sampai ke anak cucu dan terus maju.
Sekianlah legenda Perigi Piai. . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kalau Anda memakan bubur pedas
Jangan lupa sambal cabainya
Kalau Anda berkunjung ke Sambas
Jangan lupa menyeberang ke Perigi Piainya

                                                                                                Sumber            : Sa’ad Muhksin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar